Buletin Jumat 3 Maret 2023
Seorang yang mendapat warisan rumah, akan bisa merasakan kenyamanan dari seluruh fasilitas yang ada di dalam rumah, jika memang rumah itu asli dan berwujud.
Namun jika rumah itu hanya berbentuk sebuah sertifikat tanpa ada bendanya, maka kita hanya bisa menikmati tulisan rumah, bukan rumah yang asli.
Maka ummat Islam harus berani bertanya, Al-Qur’an yang diwariskan itu dalam bentuk apa?
Tidak ada riwayat yang mengatakan bahwa Nabi menerima wujud kitab yang tertulis berupa mushaf atau dalam bentuk kepingan-kepingan bacaan.
Juga tidak ada riwayat ketika Nabi wafat, Beliau memberikan kepada seseorang sebuah buku untuk diwariskan.
Maka Kitabullah yang dimaksud sebagai warisan itu bukanlah dalam bentuk fisik, sebab fisik akan terbatas oleh ruang dan waktu, sedangkan al-Qur’an itu bersifat abadi. Kita semua tahu bahwa al-Qur’an dalam bentuk buku itu baru ada di zaman Ustman bin Affan.
Nabi mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah obat dari segala penyakit, artinya seluruh penyakit baik yang sudah ada maupun yang belum ada di dunia ini bisa disembuhkan dengan al-Qur’an.
Tapi pada kenyataannya ketika sakit, untuk penyakit yang ringan pun tidak bisa disembuhkan dengan bacaan al-Qur’an, apalagi penyakit rumit seperti HIV, Kanker dll.
Ucapan Nabi pasti benar karena Beliau membawa jaminan dari Allah Yang Maha Benar, artinya jika keajaiban Al-Qur’an tidak mampu kita dapatkan, berarti ada yang salah selama ini.
*Kita hanya terbawa arus pemikiran bahwa energi Al-Qur'an bisa didapat hanya dengan bacaan yang bagus, indah, merdu dan menghafalnya. Tetapi kita tidak pernah samasekali mau memahami dan mempelajari makna dan kandungan energi dari tiap-tiap ayat yang terkandung dalam Al-Qur'an*
Kita belum mampu mengerluarkan energi Maha Dahsyat dari Al-Qur’an yang merupakan satu-satunya warisan dari Nabi kepada kita.