Buletin Jumat 17 Maret 2023
Saudaraku...
Perbedaan Dzikir dengan ibadah lain adalah kalau ibadah lain (Shalat, Puasa, Haji) mempunyai waktu-waktu tertentu dan juga mempunyai waktu yang dilarang untuk melakukannya
sedangkan dzikir kepada Allah tidak mengenal tempat dan waktu, dilakukan secara terus menerus tanpa henti (istiqamah) agar memperoleh kemenangan.
Dzikir yang dilakukan terus menerus tersebut tentu saja Dzikir khafi (Dzikir tanpa bersuara) sedangkan Dzikir Jahar (Bersuara) yang biasanya dilakukan secara berjamaah memilki batas waktu dan tempat.
Dzikir Jahar dan Dzikir Khafi itu keduanya memiliki dalil yang kuat baik bersumber dari Al-Qur’an maupun Hadist.
Bagi pengamal Tarekat, kedua jenis dzikir ini telah biasa dilakukan. Dzikir khafi sebagai amalan khusus dilakukan dihening bening, tengah malam atau menjelang subuh tanpa diketahui oleh siapapun.
sedangkan dzikir jahar dilaksanakan setelah shalat berjamaah, dzikir jahar biasanya berupa Tahlil.
Bagi yang menganggap dzikir jahar (dengan suara keras) itu bidah, ada baiknya membaca hadist berikut.
Dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata: “Sesungguhnya mengeraskan dzikir saat selesai sholat wajib itu telah ada di masa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-“. Ibnu Abbas juga mengatakan: “Aku tahu selesainya shalat mereka itu, saat ku dengar dzikir itu”
(HR. Bukhari: 796, dan Muslim: 919)
Suatu saat, Imam Ghazali ditanya oleh seseorang, “Katanya setan dapat tersingkir oleh zikir kita, tapi mengapa saya selalu berzikir namun setan tak pernah terusir..?”
Imam Ghazali menjawab, “Setan itu seperti anjing. Kalau kita hardik, anjing itu akan lari menyingkir. Tapi jika di sekitar diri kita masih terdapat makanan anjing, anjing itu tetap akan datang kembali. Bahkan mungkin anjing itu bersiap-siap mengincar diri kita, dan ketika kita lengah, ia menghampiri kita.”
Al Ghazali lalu meneruskan, “Begitu pula halnya dengan zikir. Zikir tidak akan bermanfaat jika di dalam hati masih kita sediakan makanan-makanan setan. Ketika sedang memburu makanan, setan tidak akan takut untuk digebrak dengan zikir mana pun. Pada kenyataannya, bukan setan yang menggoda kita tetapi kitalah yang menggoda setan dengan berbagai penyakit hati yang kita derita. Zikir harus dimulai setelah kita membersihkan diri kita dari berbagai penyakit hati dan menutup pintu-pintu masuk setan ke dalam diri kita.”