Buletin Jumat 31 Maret 2023
Nabi bersabda, “Barangsiapa yang memperoleh harta dari jalur yang salah (perbuatan dosa), lalu harta itu digunakannya untuk menyambung silaturahim, bersedekah, dan menafkahkan dijalan Allah SWT, maka Allah SWT akan mengumpulkan baginya seluruh harta itu, lalu melemparkannya ke api neraka.” (HR. Ath-Thabrani)
Harta dari hasil usaha haram ibarat virus, semakin disebarkan akan semakin merusak apapun yang disentuhnya. Menyentuh shalat jadi batal, menyentuh sedekah jadi batal, menyentuh puasa jadi tertolak, akhir hidup apabila tidak bertaubat tempatnya sudah pasti yaitu… neraka.
Kita sering melihat orang-orang yang menekuni agama terkadang mengalami cobaan berupa jatuh secara ekonomi, secara perlahan hartanya abis oleh sebab sebab tertentu. ibarat pohon anggur, untuk berbuah harus dipangkas terlebih dulu daun-daunnya. Daun-daun yang dimaksud adalah harta-harta yang selama ini diperoleh dengan cara tidak baik.
Tujuan agama adalah untuk berjalan menuju kehadirat Allah SWT, tentu saja Allah SWT Yang Maha Suci akan menolak unsur-unsur haram dalam tubuh kita baik dari makanan haram maupun makanan yang cara memperolehnya haram. Menekuni agama adalah berawal dari taubat terhadap segala perbuatan tercela yang selama ini dilakukannya baik disadari maupun tidak disadari. maka bertaubat tidak bisa ditunda-tunda, harus disegerakan terutama bagi orang yang telah berniat dan menyadari kesalahan dan dosanya.
Kita mengetahui secara zahir dan bathin hal-hal bersifat haram, dan Allah SWT akan menjaga dengan baik diri kita berkat Kalimah Allah yang senantiasa kita ucapkan dalam zikir pagi dan petang. Orang yang menjaga zikir tidak akan mungkin melakukan perbuatan tercela termasuk makanan haram.
Orang yang istiqamah zikir Allah sendiri yang akan menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal bersifat haram. Biasanya kalau termakan makanan tidak baik, misalnya daging babi tanpa dia tahu itu daging babi, maka secara otomatis dia akan muntah, demikian hebatnya ilmu zikir dalam islam, tubuhnya secara otomatis menolaknya.
Bukan hanya makanan haram atau cara memperoleh haram yang tidak boleh digunakan, pakaian dan dagangan yang dijual dengan cara haram juga jangan dipakai.
Dan diantara yang haram kadang tanpa kita sadari dari perilaku berjanji,
berjanji yang dimaksud adalah berjanji yang menjerat diri, yakni perilaku berjanji dengan kalimah Insya Allah
sering kita mendengar orang-orang berjanji dengan mengucapkan Insya Allah, tapi niatnya bukan untuk ditepati tetapi untuk melepas diri agar urusan cepat selesai lepas dari tanggungjawab dan menghindari, padahal dalam hatinya samasekali tidak niat untuk menunaikan janji tersebut.
diantara kejadian yang sering dilakukan oleh kebiasaan orang-orang seperti ini adalah janji pertemuan, undangan dan yang paling berbahaya lagi adalah janji kewajiban yang berhubungan dengan keuangan, utang ataupun tagihan.
senjata pemungkas yang sering mereka gunakan adalah Insya Allah, karena dengan cara itu mereka memperkirakan urusan selesai dengan manusia, tapi mereka salah bahkan dengan cara itu tidak dengan Allah
Saudaraku... “Jangan pernah kau memakan makanan haram, memperoleh dengan cara haram, jangan pernah melakukan maksiat apalagi mengatasnamakan Allah, jangan campuradukkan yang haram dengan yang halal. Jangan campur air zamzam dengan tuak karena keduanya menjadi haram bagimu”
Jangan kau minum racun meskipun kau ada penawarnya
Saudaraku... jangan kau sengaja melakukan dosa meskipun kau sudah tahu dan ahli cara memohon ampun kepada-ALLAH.